Senin, 02 Juli 2012

Resensi Islam, Eropa, dan Logika


IDENTITAS BUKU
Judul Buku      :  Islam, Eropa, dan Logika
Penulis             : Syarifah Salwasalsabila
Tahun Terbit  : 2008
Penerbit          : O2
Kota terbit      : Yogyakarta
Tebal halaman            : viii+148 halaman

Dunia memasuki babak baru pada abad ke-19, dimana atheisme benar-benar menjadi agenda dunia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan semangat baru bagi sebgian orang tuk mendeklarasikan diri dari belenggu agama dan Tuhan. Zaman pencerahan merupakan proyek besar yang menguburkan Tuhan dalam kerangka rasional manusia. Memang begitulah semangat zaman itu. Segala sesuatu yang tak rasional dihujat dan digugat, termasuk Tuhan (Amstrong,2003).
Zaman kegelapan itu muncul karena pertautan antara kepentingan agama dan kepentingan politik yang tak sejalan dengan ilmu pengetahuan, Eropa pada saat itu benar-benar suram dari peradaban yang unggul. Lahirnya Muhammad SAW dengan membawa risalah kenabianya dengan misi pembebasan dari belenggu amoral dan kekufuran atas dasar logika yang tidak rasional dengan menyembah berhala (Paganisme), Islam lahir sebagai agama yang mempunyai nilai-nilai yang universal memperlihatkan Islam hadir bukan hanya untuk orang-orang Arab saja. Namun, untuk seluruh manusia diatas bumi ini. Bahkan universalitas konsep Islam tersebut bukan hanya diterapkan dalam kehidupan muslim saja. Inilah visi Islam yang sesungguhnya menjadi agama yang merahmati seluruh dunia, termasuk Eropa yang pernah merasakan peradaban Islam yang maju.
Islam di Eropa ditandai dengan diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-walid (705-715), salah seorang Khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum Spanyol (Andalusia) ditaklukan kaum Muslimin daerah ini menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Adapun salah satu tokoh yang berandil besar dalam penaklukan Spanyol adalah Thariq bin ziyad, karena pasukanya sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid.
Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi yang mereka peroleh bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual yakni  dalam masa lebih dari tujuh abad. Berbagai keberhasilan dalam bidang ilmu pengetahuan yang dicapai Spanyol meliputi berbagai bidang yang luas. Bidang tersebut antara lain :
1.      Filsafat
Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad bin Abdurrahman (832-886). Tokoh utama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad dengan Bin Bajjah. Tokoh kedua adalah Abu Bakr bin Thufail, penduduka asli Wadi Asy.
2.      Sains
Orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu ialah Ibrahim bin Yahya dalam ilmu Astronomi. Ahmad bin Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan . Umm al-Hasan bin Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran . Dalam bidang sejarah dan geografi wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir tekenal, Ibnu Jubair dari Valencia (1145-1228M), menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibnu Batutah dari Tangier (1304-1377) mencapai samudra Pasai dan Cina. Ibnu al-khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibnu Khaldun dari Tunisia adalah perumus Filsafat sejarah. 
3.      Fiqih
Dalam bidang fiqih Spanyol dikenal dengan sebagai penganut Madzhab Maliki. Yang memperkenalkan  Madzhab ini adalah zaid bin Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditetukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam bin Abdurrahman. Ahli-ahli fiqih lainya adalah Abu Bakr bin al-Quthriyyah, Munzhir bin Sa’id al-baluthi dan Ibnu Hazm yang terkenal.
4.      Musik dan Kesenian
Al- Hasan bin Nafi yang dijuluki Zaryab yang selalu tampil mempertunjukan kebolehanya. Ia terkenal sebagai pengubah lagu.
5.      Bahasa dan Sastra
Tokoh-tokohnya yang terkenal antara lain : Ibnu Sayyidin, Ibnu Malik pengarang Aljiyah, Ibnu Khuruf, Ibnu al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu Hasan al-Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamati.

            Perkembangan Eropa selanjutnya berasal dari para pekerja Imigran. Populasi Islam di Eropa mengalami perkembangan sejak tahun1950. Para Imigran Muslim tersebut datang melalui perekrutan pekerja asing yang tersebar di Eropa Barat, kebanyakan mereka berasal dari berbagai Negara Mediteran seperti Turki, Maroko, Tunisia, dan Algeria. Dan pada akhirnya Belanda, Perancis, dan Britani mempunyai pengalaman dalam Imigrasi Pos-kolonial. Dan Mulai selanjutnya pembangunan komunitas Muslim dilakukan di masing-masing wilayah. Meningkatnya populasi Imigran muslim diberbagai negara-negara Barat, termasuk Eropa sejak beberapa dekade lalu, pada mulanya disambut baik oleh pemrintah karena mereka merupakan sumber pekerja yang murah. Tetapi secara perlahan-lahan para Imigran muslim tersebut mulai menunukan jati diri dan identitas keislaman mereka, serta secra aktif menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada orang lain. Pada saat itulah, pemerintah diberbagai Negara Eropa pun mulai merasa terancam bahaya. Ditambah lagi dengan adanya peristiwa 11 september 2001 yang dijadikan dalih ungtuk menekan umat Islam di Eropa, baik melalui agen polisi, perekonomian, politik maupun propaganda. Tekanan itu datang dari dua arah yakni pemerintah diberbagai negara-negara Eropa dan media massa. Setiap kali penjabat pemerintah Eropa yang mengeluarkan pernyataan yang menentang Islam dan Umat Islam, media massa Eropa akan meliputnya dengan gencar. Meskipun Prancis selama ini mengklaim diri sebagai tempat lahirnya demokrasi dan kemerdekaan, namun tindakan pemerintah dan media massa menekan dan menghina lima juta umat Islam di Prancis.
            Selain Prancis memberlakukan larangan berjilbab bagi pelajar dan guru sekolah, Jerman pun telah memberlakukan larangan bagi kaum Muslimah yang berjilbab untuk masuk ke sekolah atau kantor pemerintah. Di Inggris Polisi memberlakukan pengawasan yang sangat ketat terhadap umat Islam. Kadang-kadang masjid yang didirikan di Eropa, khususnya Madrid justru mengalami masalah dengan ekstrimisme. Masjid di Madrid dikritik keras karena berkhotbah dalam versi Islam yang dianggap tidak toleran. Berbagai tindakan-tindakan negara- negara Eropa terhadap islam sering disebut dengan istilah Islamophobia yang merupakan sebab memunculkan rasa permusuhan mereka. Untuk menegaskan bahwa Islamophobia adalah sebab yang mengakibatkan adanya pelecehan terhadap Islam dan serangan terhadap pemeluknya dan untuk membuktikan  bahwa ada kesalahan Baraat di dalam memahami ideologi orang lain, seorang Orientalis terkenal John L. Esposito, profesor agama dan hubungan internasional serta kajian Islam di Georgetown University Amerika, sekaligus sebagai penasehat departemen luar Negeri Amerika menerbitkan sebuah buku dengan tema “ Apakah kamu mendengarkan saya sekarang; apa yang diusahakan semilyar muslim kepada kami”. Ia mengatakan media  Barat hari saat ini sedang mengalami apa yang dinamakan penyakit Islamophobia, kebencian yang tidak rasional terhadap segala sesuatu yang berbau Islam. Mereka juga terkena penyakit Xenophobik, yang memebenci segala sesuatu yang asing. Sedangkan kelompok konfrasionis menganggap islam sebagai sesuatu yang negatif. Islam dianggap sebagai ancaman bagi tumbuhnya demokrasi dan tatanan dunia yang damai. Eksponen kelompok ini adalah samuel P. Huntington, Gilles, Kepel, Almos perlmetter. Dan Bernard lewis. Sementara disisi lain, kelompok akomodasionis menolak mereka membedakan antara tindakan-tindakan kelompok opoisisi politik islamis dengan minoritas ekstrim yang hanya sedikit jummlahnya. Diantara kelompok ini adalah John L. Esposito, dan Leon T. Hadar.
Akan tetapi tekanan yang diberikan oleh bangsa Eropa ( Barat) kepada kaum muslimin khususnya pasca tragedi 11 September 2001 (WTC) justru mengalami perkembangan populasi umat islam kian menambah seiring banyak orang non muslim yang tertarik untuk mempelajari islam lebih intensif, guna mengetahui bagaimana ajaran Islam itu. Islam yang dipropagandakan oleh media masa Barat sebagai agama ekstrimis, menjadi daya tarik tersendiri untuk mempelajari Islam secara komprehensif tentang kebenaran Islam itu. Setelah dikaji ternyata propaganda yang Barat kampanyekan menjadi bertolak belakang dengan ajaran Islam itu sendiri, hal ini menimbulkan klaim yg dilakukan dunia Barat merupakan penafsiran secara sepihak. Atas dasar inilah perkembangan muallaf yang terjadi di dunia Barat (Eopa dan Amerika) kian meningkat sebagai jawaban atas respon yang keliru itu. Hasilnya 58% rakyat Amerika memberikan gambaran yang baik tentang Islam [1], bahkan dampaknya lebih baik dari pada itu, warga Amerika kemudian berbondong-bondong memeluk agama Islam[2] dan ada sekitar 15 orang keturunan Amerika Latin beralih dari katholik dan memeluk Islam di AS [3]. Orang- orang yang memeluk Islam diantaranya yang kita kenal dan begitu populer antara lain : Frank Ribery (pemain bola tim Bayern Munchen, Jerman), Zidedine Zidane, Eric abidal, Samir Nashri ( Pebola Timnas Perancis), Mike Tyson ( Mantan juara dunia tinju kelas berat), Gene Netto yang memeluk Islam karena proses pencarian Tuhan, Murad Hoffman[4],  dan sebagainya.[5]
Refleksi
            Sepanjang sejarah, bangsa Eropa memiliki hubungan yang pasang-surut dengan Islam dan kaum Muslimin. Pemerintahan Islam di Andalusia, Spanyol, pada abad ke-8 sampai abad ke-15 adalah pemerintahan Islam yang pernah berinteraksi dengan bangsa Eropa. Pada periode ini kaum Muslimin telah membangun kota-kota dan pusat-pusat ilmu, budaya, dan ekonomi di Eropa. Pada kenyataanya, Eropa melalui peradaban Islam di Andalusia, dapat berkenalan dengan keilmuan periode Romawi dan Yunani kuno. Perilaku manusiawi dan keadaan jauh dari kekerasan yang ditunjukan kaum muslimin terhadap kaum kristen Eropa telah membuka pintu gerbang ilmu dan seni,keadaan Eropa pada saat sebelum itu terkungkung dalam kegelapan dan kebodohan selama 10 abad. Kini, peninggalan peradaban Islam di Andalusia menjadi bagian dari situs-situs bersejarah Spanyol yang setiap tahunya menarik kedatangan jutaan turis ke negara itu. Setelah runtuhnya peradaban Islam di Andalusia, dimulailah periode baru hubungan antara Eropa dan kaum Muslimin. Wilayah Islam di Afrika dan Timur Tengah pun menjadi kawasan jajahan Eropa. Berbeda dengan kaum Muslimin yang menyebarkan ilmu dan budaya unggul di Eroppa, bangsa Eropa yang datang ke negara-negara Islam justru melakukan Kedzaliman, menimbulkan kerusakan, serta melakukan kejahatan kemanusiaan. Lebih jauh lagi Eropa melupakan jasa peradaban Islam dalam memajukan peradaban Eropa dengan cara menjelekan citra Islam dalam berbagai literatur mereka.
            Barat menganggap diri mereka sebagai pusat peradaban dan menganggap bangsa lain sebagai masyarakat yang masih primitif. Dengan alasan ini, dengan alasan ini mereka melakukan perampokan di negara lain dengan melakukan penjajahan. Bahkan, imperialisme – kolonialisme yang dilakukan Barat di negara lain meninggalkan persoalan hingga kini yang tak kunjung selesai.  Kini imperialisme-kolonialisme yang mereka lakukan muncul dalam bentuk baru. Mereka menampilkan citranya seolah-olah sebagai pembela HAM, penegak demokrasi, menggaungkan kebebasan, dan sebagainya. Namun dibalik citra mereka di mata dunia, sesungguhnya mereka menggunakan isu tersebut untuk menguasai dunia (Bakrie.2005)


[1]  Berdasarkan hasil Riset Pew Research Center.  Lihat Islam, Eropa& Logika. Hlm 65
[2] Dilaporkan oleh Harian The News Week Time, edisi 22/10/2001
[3] Columbia News Service, edisi 22/03/2001
[4]  Nama aslinya bernama Willfred Hoffman . Kemudian setelah masuk Islam Ia beganti nama menjadi  Murad (yang dicari berdasarkan arti filosofis).Hoffman masuk Islam karena proses pergolakan pemikiran  agamanya terdahulu (katholik) dengan Islam, dan akhirnya Ia pun memilih Islam sebagai agama yang benar berdasarkan kajian Filsafat dan pemikiran dengan ke-auntetikan al-Qur’an. Ia juga pernah bertugas dalam masalah pertahanan nuklir, pernah menjadi direktur penerangan NATO di Brussel, Duta besar Jerman di Al-jazair , Duta besar di Maroko, hingga taun 1994. Dan kini Ia tinggal di Istanbul, Turki. Hoffman masuk Islam pada tanggal 25 September 1980 dengan mengucapkan kalimat Syahadat di Islamic Center Colonia. Beberapa buku yang berhasil ia terbitkan antara lain : Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman (1987 dalam bahasa Inggris. 1990 dalam bahasa Perancis, 1993 dalam bahasa Arab, 1998 dalam bahasa Indonesia), Der Islam als alternatife (1993), dan Tren Islam 2000.
[5] Kisah dan kesaksian dalam buku ini bisa dilihat di Sayrifah Salwasalsabila. 2008. Islam, Eropa & Logika. Yogyakarta: O2. Hlm 67-132

Tidak ada komentar:

Posting Komentar